PANGKALPINANG - Mengulas “Tafsir Mimpi”, minggu ini Kanwil Kemenkumham Babel menggelar Kajian Islam Rutin Mingguan yang berlangsung di Masjid Al-Ikhwan pada ba’da dzuhur yang disampaikan oleh Ust. Firdaus, Lc. M.Pd., Kamis (2/2).
Membahas pemahaman dasar terkait mimpi, mimpi merupakan sesuatu yang ghaib yang pastinya telah dialami oleh semua manusia, baik mimpi yang diharapkan ataupun yang tidak. Disamping itu, terdapat beberapa orang yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT untuk mentakwilkan (mentafsirkan) mimpi.
Berlanjut, Ust. Firdaus menambahkan, bahwa terdapat riwayat-riwayat terdahulu terkait mimpi, seperti kisah Nabi Yusuf, Nabi Ibrahim, mimpi-mimpi para Sahabat Rasulullah SAW, mimpi baik ataupun mimpi buruk yang telah dialami. Terlepas dari mimpi-mimpi yang telah dialami, laiknya wajib dipahami bahwasanya mimpi merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT.
Pada jenisnya, terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain :
- Mimpi yang benar : Merupakan gambaran yang benar menurut akal bathiniyah, yang mengungkapkan kebenaran yang kukuh, yang tersimpan dalam benak, yang bahasanya benar, dan yang menunjukkan aneka makna yang konsisten. Seperti mimpi yang benar dan menjadi kenyataan; yang baik; simbolis atau bisikan; ataupun mimpi yang menakutkan.
- Mimpi yang mungkin benar : Merupakan gambaran yang merefleksikan beragai fikiran atau perbuatan manusia, perilakunya Ketika sadar disampaikan kepada hatinya, lalu dia melihat perilakunya tersebut dalam mimpi.
- Mimpi yang tidak bermakna : Mimpi yang tidak bisa difahami si pemimpi sendiri, kejadiannya tidak sistematis, makna maknanya tidak sinkron dengan masalah pokok. Mimpi ini diciptakan syetan.
Selain itu, Ust. Firdaus juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa waktu bagi mimpi yang dapat ditafsir, seperti tidur pada saat musim semi / musim gugur / musim dingin; saat qoylulah; saat dini hari. Akan tetapi, sebaiknya tidak menafsirkan mimpi saat tidur pada waktu matahari terbit dan tepat diatas ubun-ubun.
Setelahnya, dijelaskan kembali terkait adab-adab ketika mengalami mimpi yang baik ataupun mimpi yang buruk. Tentunya, Ust. Firdaus juga menganjurkan beberapa kiat untuk mendapatkan mimpi yang baik, diantaranya : Selalu jujur dalam sikap, ucapan dan perbuatan; Makan makanan yang halal; Mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan; Berdzikir sampai mata tertidur; Tidur menghadap ke arah kiblat; dan juga tidur dalam keadan suci dan berwudhu.
Kanwil Kemenkumham Babel