Pangkalpinang - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kepulauan Bangka Belitung menggelar kegiatan kajian keagamaan yang rutin dilaksanakan di Masjid Al-Ikhwan selepas sholat dzuhur, Kamis (22/06). Kajian disampaikan oleh Ust. Firdaus Lc., M.Pd. yang membahas materi mengenai “Keutamaan & Amalan Bulan Dzulhijjah”.
Bulan dzulhijjah Secara bahasa, Dzulhijjah terdiri dari dua kata: Dzul yang artinya pemilik dan Al Hijjah yang artinya haji. Dinamakan bulan Dzulhijjah, karena orang Arab, sejak zaman jahiliyah, melakukan ibadah haji di bulan ini. Orang Arab melakukan ibadah haji sebagai bentuk pelestarian terhadap ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihissallam. Bulan Dzulhijjah termasuk Bulan Haram.
Ust. Firdaus menjelaskan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah. Bulan Dzulhijjah adalah bulan yang istimewa dan penuh akan keutamaan, terutama pada sepuluh hari pertamanya. Apa saja keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah?
1. Disebutkan al qur’an secara khusus.
Al Qur’an secara khusus menyebut hari-hari istimewa tersebut dengan Al Ayyam Al Maklumat (hari-hari yang telah diketahui). Dan maksud dari hari-hari yang telah diketahui dalam penafsiran imam As Syafi’i adalah sepuluh hari yang pertama dari bulan Dzulhijjah itu. “hari-hari yang diketahui adalah sepuluh hari yang akhirnya hari raya qurban” (Al Muzani, Mukhtashar, hal. 170 vol. 8) Ayat yang dimaksud terdapat dalam surat Al Hajj ayat ke-28. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan menyebut (berdzikir) nama Allah di hari-hari yang telah ditentukan….” (Al Hajj : 28)
2. Dijadikan Objek Sumpah Oleh Allah Swt
Untuk keistimewaan kedua ini, ungkapan yang lebih akurat sebenarnya adalah sepuluh malam. Akan tetapi dalam penafsiran para ulama terhadap sepuluh malam tersebut, mereka menyebutkan bahwa maksud sepuluh itu adalah sepuluh yang pertama dari bulan Dzulhijjah. Ayat yang dimaksud adalah ayat kedua dari surat Al Fajr. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, Imam Ibnu Katsir menyebutkan, “Dan malam-malam yang sepuluh maksudnya adalah sepuluh (pertama) dari bulan Dzulhijjah, sebagaimana telah dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid, dan selain mereka baik dari kalangan salaf maupun khalaf” (Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’an Al ‘Adzim, hal. 390 vol. 8) Untuk menguatkan pandangan ini, Ibnu Katsir kemudian menyebutkan satu hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidina Ibnu ‘Abbas tentang keutamaan beramal di hari-hari istimewa itu. Hadits tersebut akan disebutkan dalam keutamaan berikut ini.
3. Disebutkan Secara Khusus dalam Hadits
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam secara spesifik menyebut hari-hari istimewa yang sepuluh itu sebagai hari-hari paling utama yang ada di dunia. Karena penyebutan paling utama inilah, para ulama ada yang kemudian menyimpulkan bahwa hari-hari tersebut bahkan lebih utama dari hari-hari mulia penuh berkah sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan. Hadits yang dimaksud itu adalah riwayat Imam At Thabarani dan yang lainnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hari-hari yang paling utama di dunia adalah sepuluh hari (pertama) dari bulan Dzulhijjah” (At Thabarani, Fadhl ‘Asyr Dzilhijjah, hal. 36)
4. Amalan yang paling Allah cintai
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari dari Sayyidina Abdullah ibn ‘Abbas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah ada hari-hari yang amal shalih di dalamnya lebih Allah cintai dari hari-hari ini (maksudnya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah). ‘Para shahabat bertanya, “termasuk jihad fi sabilillah ?” ِ ‘Rasulullah bersabda, “Termasuk jihad fi sabilillah. Kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak ada yang kembali sama sekali” Hadits ini seperti menginformasikan kepada kita tentang satu kesempatan emas bagaimana amal shalih apapun akan bernilai istimewa di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala. Bahkan bila dibandingkan dengan jihad sekalipun. Syaratnya adalah amal shalih itu harus dilakukan di masa kerja bernama sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.
5. Berkumpul Beragam Jenis Ibadah
Inilah salah satu keistimewaan yang dimilki oleh hari-hari yang sepuluh itu bila dibandingkan dengan hari-hari yang lain. Tidak ada rangkaian hari-hari yang mampu menghimpun banyak ibadah apalagi ibadah induk dalam satu rangkaian tersendiri. Itu hanya terjadi di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Keistimewaan inilah yang secara tegas disebutkan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari. Beliau mengatakan, ِ “Yang tampak terkait sebab menjadi istimewanya sepuluh hari (pertama) bulan Dzulhijjah adalah karena terhimpunnya induk-induk ibadah di dalamnya. Yaitu; shalat, puasa, sedekah, dan haji. Dimana untuk waktu-waktu yang lain, hal demikian tidak akan bisa terjadi” (Ibnu Hajar, Fathul Bari, hal. 461 vol. 2)
Kegiatan Kajian Rutin dapat dilihat kembali melalui Link Youtube Kanwil Kemenkumham Bangka Belitung berikut : Tonton Disini !
KANWIL KEMENKUMHAM BABEL