MANGGAR, (10/10/2022) - Subbidang Kekayaan Intelektual Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kepulauan Bangka Belitung melakukan kordinasi ke Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Belitung Timur. Koordinasi ini dilakukan untuk mengetahui progres Indikasi Geografis (IG) Madu teran Belitung Timur yang sudah dalam proses uji laboratorium.
Turut hadir juga tim dari Bapelitbangda Kabupaten Belitung Timur yang dalam hal ini berperan dalam melakukan uji laboratorium Madu Teran.
Untuk biaya yang diperlukan dalam melakukan uji laboratorium sekitar 10 juta rupiah. Karena untuk 1 (satu) sample saja memerlukan biaya 3 juta rupiah dan ada 3 (tiga) sample yang harus diuji.
Hasbullah dari Dinas Pertanian dan Pangan Belitung Timur yang juga menjabat sebagai ketua Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG), menyampaikan bahwa mereka sangat anthusias sekali untuk mendaftarkan Madu Teran Belitung Timur sebagai Indikasi Geografis dari Kabupaten Belitung Timur. Ini karena komunitas petani lebah trigona yang ada di Belitung Timur sangat banyak, jadi akan menjadi keuntungan komunal apabila madu yang mereka pasarkan sudah berlabel IG yang akan mendongkrak nilai jual dan pasar. Untuk Bangka Belitung sendiri sampai dengan saat ini hanya Lada Putih yang terdaftar sebagai IG dengan label Lada Putih Muntok.
Marsal selaku kasubbid pelayanan Kekayaan Intelektual pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bangka Belitung juga sangat mengharapkan untuk Bangka Belitung ini dapat mendaftarkan Potensi-Potensi Indikasi Geografis. Selain untuk mencapai target kinerja dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, pendaftaran IG juga sebagai salah satu cara untuk melindungi kekayaan alam yang mempunyai ke khas-an tersendiri untuk dapat dikembangkan sehingga dapat menjadi penghasil ekonomi daerah.
Selain itu, Marsal juga menghimbau untuk Kabupaten Belitung Timur khususnya, agar dapat meninjau Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) yang ada, seperti pada Dinas Pertanian dan Pangan, yang mana telah menghasilkan varietas-varietas tanaman unggul untuk dapat dikembangkan sebagai Sumber Daya Genetik (SDG).