Pangkalpinang (10/03/2021) – Allah SWT menjanjikan pahala yang besar bagi hamba-nya yang menuntut ilmu di jalan yang benar. Namun, banyak penuntut ilmu yang tidak mengetahui adab-adab yang diajarkan dalam Islam dalam menuntut ilmu. Ustadz Firdaus, Lc.M.Pd dalam kajian yang diselenggarakan di Masjid Al- Ikhwan, Kantor Wilayah, yang dihadiri pegawai Kantor Wilayah, menjelaskan beberapa adab saat menuntut ilmu.
Dalam kajian berjudul Adab Dalam Menuntut Ilmu tersebut, ustadz mengatakan bahwa terdapat beberapa orang yang dipastikan masuk neraka, salah satunya orang yang menuntut ilmu karena ingin menyombongkan diri. Maka, adab pertama yang dipaparkannya adalah pentingnya memiliki rasa ikhlas saat menuntut ilmu. "Ikhlas saat menuntut ilmu itu sangat penting. Jangan sampai menuntut ilmu karena ingin mendapat gelar atau ingin mendapatkan kedudukan tinggi," kata Ustadz Firdaus
Ustadz menambahkan Ilmu dan Adab tidaklah dapat dipisahkan, seorang penuntut ilmu harus beradab Ketika menerima ilmu dari gurunya, beradab terhadap gurunya, beradab dengan teman-temannya, bahkan beradab terhadap buku yang dia pelajari dan belajar adab dulu sebelum belajar ilmu. Dahulu, jika mereka mendatangi seseorang untuk mengambil ilmu darinya, Mereka memperhatikan akhlak, sholat dan keadaannya baru setelah itu, mereka mengambil ilmu darinya.
Tanamkan niat bahwa ilmu yang dipelajari tak lain untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengamalkan ilmu, kata dia, memang terdengar remeh, tapi nyatanya sangat sulit direalisasikan karena beratnya godaan untuk melalaikannya. Dalam sebuah riwayat disebutkan, Siapa yang menuntut ilmu tanpa ada niat untuk mengamalkan, maka ilmu hanya akan mengubahnya ke arah kesombongan dan keangkuhan.
"Maka, jika bertemu orang pintar yang sombong boleh jadi niatnya menuntut ilmu, bukan untuk mengamalkannya. Karena kalau orang yang menuntut ilmu untuk mengamalkannya maka insya Allah ilmu itu akan menjadikannya seorang yang tawadhu," kata Ustadz Firdaus.
Dalam mencari ilmu, harus diawali dengan doa untuk memohon kepada Allah agar ilmu yang diperoleh dapat dipahami dan dapat digunakan untuk kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain. Bahkan Rasul selalu berdoa kepada Allah yaitu “Ya Allah tambahkanlah ilmuku dan berilah kefahaman kepadaku”. Adab lain yang harus diperhatikan adalah mencatat ilmu yang diberikan. Ilmu ibarat binatang buas dan tulisan adalah pengikatnya. Oleh karena itu, seseorang bisa saja lupa dengan ilmu yang diberikan sehingga mencatat ilmu lebih baik untuk menghindari hal tersebut. Ustadz Firdaus menutup kajian ini dengan sebuah pesan untuk selalu menghargai orang yang memberikan ilmu. (Humas Kanwil Babel)